Kunci
Sukses Pemimpin Pendidikan yang Dikaitkan dalam Ranah Kurikulum 2013
Pemimpin
dari kata leader yang artinya orang
yang memimpin. Sedangkan, pendidikan dari kata education yang merupaka suatu
peradaban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kebutuhan warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada kepemimpinan pendidikan, seorang pemimpin harus memiliki kunci. Kunci ini yang menjadi pegangan
selama seseorang menjadi pemimpin. Yang menjadi hal pokok bagi seorang pemimpin
yaitu pemimpin mampu mempengaruhi bawahan. Misalnya dengan menggunakan komunikasi,
tingkah laku maupun ucapan. Kepemimpinan juga merupakan proses mempengaruhi
antar pribadi atau antar orang dalam suatu organisasi atau lembaga untuk
mencapai suatu tujuan.
Dalam
memimpin harus mempunyai jiwa toleransi, berwibawa, tanggung jawab, dapat
memberikan solusi dalam menghadapi suatu masalah, demokratis dapat berperilaku
baik dan yang paling penting dapat menjaga komunikasi kepada bawahan dengan
baik. Namun, di sisi lain pemimpin juga harus melihat keadaan terletak pada
situasi dan kondisi mana saat melakukan atau mengemban tugas serta menyesuaikan
gaya kepemimpinannya, agar kepemimpinannya dapat berjalan secara efektif.
Apabila seorang pemimpin tidak memperhatikan hal tersebut akan menimbulkan
ketidakefektifan dalam memimpin, seperti halnya seorang pemimpin yang menggunakan
tipe demokratis dalam keadaan perang, tidak cocok jika digunakan. Seharusnya
pemimpin menggunakan tipe otoriter atau tipe perintah, maka perlunya
penyesuaian situasi dan kondisi serta gaya kepemimpinan. Meskipun demikian,
ketidakefektifan suatu kepemimpinan itu juga dapat dilihat melalui model-model
utama yang menjadi suatu keberhasilan seorang pemimpin, yaitu kepemimpinan
transformatif, maksudnya keterampilan kerjasama yang dimiliki seorang pemimpin
dalam menggerakkan orang lain maupun mengembangkan potensi bawahan untuk mengubah
sesuatu mejadi lebih berbeda dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, kepemimpinan transaksional, maksudnya seorang pemimpin yang
mengarahkan bawahannya pada hubungan timbal balik untuk mencapai target yang
harus dicapai. Kepemimpinan ini terjadi pada atasan, bawahan, upah, dan target.
Kemudian, kepemimpinan visioner pemimpin yang menggerakkan bawahannya yang
memfokuskan pada tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang dalam kurun
waktu tertentu.
Tugas
seorang pemimpin tidak bisa dianggap remeh maupun dijabat sebagai seorang yang
lemah. Tugas ini bisa berupa perencanaan, pembagian tugas, memberikan perintah,
mengkoordinasi dan pengawasan. Kedudukan yang dimiliki seorang pemimpin amat
berat dan memiliki sebuah posisi yang penting dalam mengemban tugas dan
kewajiban. Namun, seorang pemimpin tidak mustahil untuk menciptakan sebuah
lembaga atau organisasi yang efektif dan efisisen. Pada dasarnya kepemimpinan
pendidikan difokuskan pada suatu perubahan yang lebih baik dan ideal.
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan seorang pemimpin harus mampu meningkatkan
kinerja bawahannya, dalam memegang kekuasaan tidak sewenang-wenang, mampu mewujudkan
cita-cita pendidikan, mampu menjaga komitmen dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dan dapat menjadi figur yang baik serta mampu mengembangkan rasa
persatuan dan kesatuan. Dalam dunia pendidikan, berbagai kompetensi dan
keterampilan harus dimiliki seorang pemimpin untuk bekal dalam menjalankan
tugas dan kewajiban dengan baik.
Dalam
penerapan dan pengaplikasian ini setiap pemimpin berbeda-beda. Contoh cara
penerapan kepemimpinan di indonesia dalam permasalahan yang dikaitkan dengan kurikulum
2013 sebagai berikut;
Mencuat
sebuah kebijakan pembatalan pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah berjalan
selama 3 semester kemudian akan digantikan dengan KTSP 2006, meskipun masih rancu
atau belum pasti. Ini menimbulkan banyak pro dan kontra terkait dengan
kurikulum 2013 di negara Indonesia. Mengapa ada sekolah yang mendukung
pemberhentian kurikulum 2013 ini? Karena
guru yang ada di suatu sekolah tersebut belum siap menghadapi kurikulum
2013, sehingga perlunya adaptasi perlahan-lahan serta membutuhkan waktu yang
dibilang cukup lama. Sedangkan sekolah atau masyarakat yang tidak setuju bila
kurikulum 2013 diberhentikan, dikarenakan sekolah dan guru tersebut suadah
mampu melaksanakan kurikulum 2013 dan siswa sudah bisa beradaptasi dengan baik
serta sekolah sudah menerapkan kurikulum
2013 selama 3 semester.
Pemberhentian
kurikulum 2013 ini menimbulkan banyak kebinggungan dan kerugian yang besar
dalam segi biaya, seperti halnya percetakan buku yang telah membuat buku
kurikulum 2013 kemudian tidak dipakai lagi karena kurikulum 2013 diberhentikan
maka rugi milyaran rupiah dan sekolah-sekolah yang sudah siap dengan kurikulum
2013 ini harus mengatur ulang sistem perencanaan dalam pembelajaran sehingga
menimbulkan kekacauan. Hal ini juga berdampak pada siswa. Mengapa? Karena dengan pembatalan kurikulum 2013 siswa
wajib membeli buku baru secara mandiri, sehingga dapat memberatkan orang tua siswa.
Dengan
adanya pembatalan kurikulum 2013 ini memunculkan berbagai pendapat salah
satunya M. Nuh yang sebagai mantan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kecewa
dengan keputusan yang dikeluarkan Kebijakan Menteri Pendidikan Dasar -
Menengah dan Kebudayaan dalam menghentikan kurikulum 2013. Seharusnya, dalam
keputusan pengambilan kebijakan pemberhentian kurikulum 2013 ini tidak
semata-mata dilihat dalam segi sektor pendidikannya saja. Tetapi dilihat juga
pada segi sektor keuangan. Sehingga tidak menimbulkan kekacauan maupun kebingungan
dari semua pihak yang terkait atau yang telah siap melaksanakan kurikulum 2013.
Kemudian mencuat kembali keputusan dari wakil presiden bahwa pemberhentian
kurikulum 2013 dibatalkan, akan tetapi hanya diperbaiki agar nenjadi lebih baik
dalam pelaksanaannya. Untuk sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum
2013 ini dijadikan sebagai contoh sekolah yang telah mampu menggunakan
kurikulum 2013 serta dijadikan sebagai pengembangan bagi sekolah-sekolah yang
belum siap atau mampu dalam melaksanakan kurikulum 2013. Dan sekolah-sekolah
yang belum siap akan dibina lagi sampai sekolah itu mampu melaksanakan
kurikulum 2013. Pada klarifikasi yang dilakukan wakil presiden tersebut di atas
diharapkan meredakan pro dan kontra dalam mayarakat, supaya pelaksanaan
pendidikan di Indonesia ini dapat berjalan lebih baik.
Dapat
dilihat paparan di atas bahwa permasalahan pelaksanaan kurikulum 2013 yang
dibatalkan atau tidak masih simpang siur maka dibutuhkan keputusan maupun
kebijakan dari pusat pemerintakan Presiden jokowi dalam memimpin negara
Indonesia ini. Pada permasalahan ini bisa dikatakan kepemimpinan dalam
pengelolaan dunia pendidikan di Indonesia kurang efektif dan produktif. Hal ini
dikarenakan komunikasi yang dilakukan presiden atau wakil presiden serta
jajaran yang memutuskannya kurang efektif dalam pmenyampaian kebijakan kepada
masyarakat/warga negara. Maka perlunya evaluasi ulang lebih dalam terkait
dengan pembatalan kurikulum 2013 yang akan digantikan dengan KTSP 2006. Dalam
pengevaluasian ini bisa bersama-sama dengan kementrian terkait, instansi
pemerintah, LSM maupun ketenagaan pendidikan/tenaga pengajar. Dalam evaluasi
ini diharapkan mengkaji lagi soal manfaat dan dampak yang akan ditimbulkan,
serta presiden dapat mengambil keputusan atau kebijakan secara tepat sehingga
tidak menimbulkan banyak pro dan kontra dari semua pihak.
Dalam
pemerintahan di Indonesia yang di bawa Presiden Jokowi ini diharapkan akan
membuat suatu perubahan yang lebih baik dan memberikan sebuah keputusan yang
tepat dan jelas perihal kurikulum yang akan digunakan dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Karena pemberhentian suatu kurikulum dapat menggangu dalam
pelaksanaan dunia pendidikan dan kurikulum merupakan jantungnya sebuah sekolah.
Dengan kata lain, sekolah tidak akan berjalan secara maksimal, efektif, efisien
dan produktif apabila tidak ada kurikulum.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seorang pemimpin tidak mudah.
Kepemimpinan merupakan sebuah amanah yang harus diemban serta memiliki posisi
yang sangat penting dalam menggerakkan bawahannya. Seorang pemimpin dapat
dikatakan sukses apabila pemimpin tersebut dapat mempengaruhi seluruh
bawahannya serta dapat membagi habis
semua pekerjaan. Bukan hanya itu saja, seorang pemimpin yang berhasil
memiliki jiwa keteladanan dalam memimpin, mampu membuat suatu perubahan yang
lebih baik, mampu membangun sebuah tim yang efektif dan mampu berperilaku baik,
yaitu dapat menjaga komunikasi dengan bawahan serta pula dapat melihat situasi
dan kondisinya. Hal tersebut merupakan kunci sukses yang harus selalu dipegang oleh
seorang yang menjadi pemimpin pendidikan.
By:
Nafisah Pradipta Rahmawati
“Jika
Ingin mengopas tolong cantumkan alamat Blognya ya ...”
“jangan jadi plagiasi alias plagiat”
Terima
kasih........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar