Jumat, 19 Desember 2014

kunci sukses pemimpin



Kunci Sukses Pemimpin Pendidikan yang Dikaitkan dalam Ranah Kurikulum 2013
Pemimpin dari kata leader yang artinya orang yang memimpin. Sedangkan, pendidikan dari kata education yang merupaka suatu peradaban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada kepemimpinan pendidikan, seorang pemimpin harus memiliki kunci. Kunci ini yang menjadi pegangan selama seseorang menjadi pemimpin. Yang menjadi hal pokok bagi seorang pemimpin yaitu pemimpin mampu mempengaruhi bawahan. Misalnya dengan menggunakan komunikasi, tingkah laku maupun ucapan. Kepemimpinan juga merupakan proses mempengaruhi antar pribadi atau antar orang dalam suatu organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam memimpin harus mempunyai jiwa toleransi, berwibawa, tanggung jawab, dapat memberikan solusi dalam menghadapi suatu masalah, demokratis dapat berperilaku baik dan yang paling penting dapat menjaga komunikasi kepada bawahan dengan baik. Namun, di sisi lain pemimpin juga harus melihat keadaan terletak pada situasi dan kondisi mana saat melakukan atau mengemban tugas serta menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar kepemimpinannya dapat berjalan secara efektif. Apabila seorang pemimpin tidak memperhatikan hal tersebut akan menimbulkan ketidakefektifan dalam memimpin, seperti halnya seorang pemimpin yang menggunakan tipe demokratis dalam keadaan perang, tidak cocok jika digunakan. Seharusnya pemimpin menggunakan tipe otoriter atau tipe perintah, maka perlunya penyesuaian situasi dan kondisi serta gaya kepemimpinan. Meskipun demikian, ketidakefektifan suatu kepemimpinan itu juga dapat dilihat melalui model-model utama yang menjadi suatu keberhasilan seorang pemimpin, yaitu kepemimpinan transformatif, maksudnya keterampilan kerjasama yang dimiliki seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain maupun mengembangkan potensi bawahan untuk mengubah sesuatu mejadi lebih berbeda dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, kepemimpinan transaksional, maksudnya seorang pemimpin yang mengarahkan bawahannya pada hubungan timbal balik untuk mencapai target yang harus dicapai. Kepemimpinan ini terjadi pada atasan, bawahan, upah, dan target. Kemudian, kepemimpinan visioner pemimpin yang menggerakkan bawahannya yang memfokuskan pada tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang dalam kurun waktu tertentu.
Tugas seorang pemimpin tidak bisa dianggap remeh maupun dijabat sebagai seorang yang lemah. Tugas ini bisa berupa perencanaan, pembagian tugas, memberikan perintah, mengkoordinasi dan pengawasan. Kedudukan yang dimiliki seorang pemimpin amat berat dan memiliki sebuah posisi yang penting dalam mengemban tugas dan kewajiban. Namun, seorang pemimpin tidak mustahil untuk menciptakan sebuah lembaga atau organisasi yang efektif dan efisisen. Pada dasarnya kepemimpinan pendidikan difokuskan pada suatu perubahan yang lebih baik dan ideal.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang pemimpin harus mampu meningkatkan kinerja bawahannya, dalam memegang kekuasaan tidak sewenang-wenang, mampu mewujudkan cita-cita pendidikan, mampu menjaga komitmen dalam menjalankan tugas dan fungsinya dan dapat menjadi figur yang baik serta mampu mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan. Dalam dunia pendidikan, berbagai kompetensi dan keterampilan harus dimiliki seorang pemimpin untuk bekal dalam menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.
Dalam penerapan dan pengaplikasian ini setiap pemimpin berbeda-beda. Contoh cara penerapan kepemimpinan di indonesia dalam permasalahan yang dikaitkan dengan kurikulum 2013 sebagai berikut;
Mencuat sebuah kebijakan pembatalan pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah berjalan selama 3 semester kemudian akan digantikan dengan KTSP 2006, meskipun masih rancu atau belum pasti. Ini menimbulkan banyak pro dan kontra terkait dengan kurikulum 2013 di negara Indonesia. Mengapa ada sekolah yang mendukung pemberhentian kurikulum 2013 ini? Karena  guru yang ada di suatu sekolah tersebut belum siap menghadapi kurikulum 2013, sehingga perlunya adaptasi perlahan-lahan serta membutuhkan waktu yang dibilang cukup lama. Sedangkan sekolah atau masyarakat yang tidak setuju bila kurikulum 2013 diberhentikan, dikarenakan sekolah dan guru tersebut suadah mampu melaksanakan kurikulum 2013 dan siswa sudah bisa beradaptasi dengan baik serta sekolah  sudah menerapkan kurikulum 2013 selama 3 semester.
Pemberhentian kurikulum 2013 ini menimbulkan banyak kebinggungan dan kerugian yang besar dalam segi biaya, seperti halnya percetakan buku yang telah membuat buku kurikulum 2013 kemudian tidak dipakai lagi karena kurikulum 2013 diberhentikan maka rugi milyaran rupiah dan sekolah-sekolah yang sudah siap dengan kurikulum 2013 ini harus mengatur ulang sistem perencanaan dalam pembelajaran sehingga menimbulkan kekacauan. Hal ini juga berdampak pada siswa. Mengapa?  Karena dengan pembatalan kurikulum 2013 siswa wajib membeli buku baru secara mandiri, sehingga dapat memberatkan  orang tua siswa.
Dengan adanya pembatalan kurikulum 2013 ini memunculkan berbagai pendapat salah satunya M. Nuh yang sebagai mantan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kecewa dengan keputusan yang dikeluarkan Kebijakan Menteri Pendidikan Dasar - Menengah dan Kebudayaan dalam menghentikan kurikulum 2013. Seharusnya, dalam keputusan pengambilan kebijakan pemberhentian kurikulum 2013 ini tidak semata-mata dilihat dalam segi sektor pendidikannya saja. Tetapi dilihat juga pada segi sektor keuangan. Sehingga tidak menimbulkan kekacauan maupun kebingungan dari semua pihak yang terkait atau yang telah siap melaksanakan kurikulum 2013. Kemudian mencuat kembali keputusan dari wakil presiden bahwa pemberhentian kurikulum 2013 dibatalkan, akan tetapi hanya diperbaiki agar nenjadi lebih baik dalam pelaksanaannya. Untuk sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 ini dijadikan sebagai contoh sekolah yang telah mampu menggunakan kurikulum 2013 serta dijadikan sebagai pengembangan bagi sekolah-sekolah yang belum siap atau mampu dalam melaksanakan kurikulum 2013. Dan sekolah-sekolah yang belum siap akan dibina lagi sampai sekolah itu mampu melaksanakan kurikulum 2013. Pada klarifikasi yang dilakukan wakil presiden tersebut di atas diharapkan meredakan pro dan kontra dalam mayarakat, supaya pelaksanaan pendidikan di Indonesia ini dapat berjalan lebih baik.
Dapat dilihat paparan di atas bahwa permasalahan pelaksanaan kurikulum 2013 yang dibatalkan atau tidak masih simpang siur maka dibutuhkan keputusan maupun kebijakan dari pusat pemerintakan Presiden jokowi dalam memimpin negara Indonesia ini. Pada permasalahan ini bisa dikatakan kepemimpinan dalam pengelolaan dunia pendidikan di Indonesia  kurang efektif dan produktif. Hal ini dikarenakan komunikasi yang dilakukan presiden atau wakil presiden serta jajaran yang memutuskannya kurang efektif dalam pmenyampaian kebijakan kepada masyarakat/warga negara. Maka perlunya evaluasi ulang lebih dalam terkait dengan pembatalan kurikulum 2013 yang akan digantikan dengan KTSP 2006. Dalam pengevaluasian ini bisa bersama-sama dengan kementrian terkait, instansi pemerintah, LSM maupun ketenagaan pendidikan/tenaga pengajar. Dalam evaluasi ini diharapkan mengkaji lagi soal manfaat dan dampak yang akan ditimbulkan, serta presiden dapat mengambil keputusan atau kebijakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan banyak pro dan kontra dari semua pihak.
Dalam pemerintahan di Indonesia yang di bawa Presiden Jokowi ini diharapkan akan membuat suatu perubahan yang lebih baik dan memberikan sebuah keputusan yang tepat dan jelas perihal kurikulum yang akan digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Karena pemberhentian suatu kurikulum dapat menggangu dalam pelaksanaan dunia pendidikan dan kurikulum merupakan jantungnya sebuah sekolah. Dengan kata lain, sekolah tidak akan berjalan secara maksimal, efektif, efisien dan produktif apabila tidak ada kurikulum.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seorang pemimpin tidak mudah. Kepemimpinan merupakan sebuah amanah yang harus diemban serta memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan bawahannya. Seorang pemimpin dapat dikatakan sukses apabila pemimpin tersebut dapat mempengaruhi seluruh bawahannya serta dapat membagi habis  semua pekerjaan. Bukan hanya itu saja, seorang pemimpin yang berhasil memiliki jiwa keteladanan dalam memimpin, mampu membuat suatu perubahan yang lebih baik, mampu membangun sebuah tim yang efektif dan mampu berperilaku baik, yaitu dapat menjaga komunikasi dengan bawahan serta pula dapat melihat situasi dan kondisinya. Hal tersebut merupakan kunci sukses yang harus selalu dipegang oleh seorang yang menjadi pemimpin pendidikan.
By: Nafisah Pradipta Rahmawati

“Jika Ingin mengopas tolong cantumkan alamat Blognya ya ...”
 “jangan jadi plagiasi alias plagiat”
Terima kasih........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar