KU TUNGGU PILIHAN ALLAH
Malam yang
sunyi, membuat suasana damai. Aku duduk santai bersama ketiga temanku di ruang
tamu. Tepatnya depan kos. Kita membicarakan berbagai hal dari masalah tugas
kuliah, keadaan Indonesia, atau pun masalah jodoh serta kegalauan pun tak luput
tertinggal.
“Emmm... Ran ada
yang senyum-senyum nih?” kata Nana pada Rani, dengan menyenggol.
“Betul betul
betul, ada angin apa Ya?” tanya Rani ke Ulya.
“Loh, kok aku
sih Ran” bantah Ulya pada Rani
“Kali ini Ulya
yang gak nyambung, hehe” kekeh Nana
Sambung Ulya
saat di kasih kode Rani“Oooo, sebelah ku maksudnya?” sambil melirik ke kiri.
Kemudian Nana dan Rani hanya manggut-manggut.
“Ih, apaan sih
kalian biasa aja kali” cemberut Yati
Ulya, Rani dan
Nana pun tertawa lihat sikap Yati yang salah tingkah. Tiba-tiba dari arah pintu
keluar lah sesosok makhluk.
“Na, aku ke
kamar dulu ya..” pamit Rani
“Ha, Iya” balas
nana, sambil menenggok ke arah rani.
Begitu pula ulya
yang menyadari kedatangan sosok itu, berlalu masuk ke Kos mengikuti rani. Nana masih
bingung seperti biasanya belum Connec.
Sosok itu makin
melangkah maju makin terlihat. Lalu Nana menyapa, “Eee... Kak Andi, cari siapa
kak?”
“Yati” kata
sesosok itu
Yati langsung
balik muka ke belakang, ia terkejut melihat Kak Andi sudah ada di depan Kos.
“Udah, yat gak
usah salting gitu, hehehe” sindir Nana
Kak andi ambil
duduk di sebelah Nana. Karena aku kurang Nyaman duduk di sebelah Kak andi.
Waktu yang pas saat kak Andi berdiri. Nana menyuruh Kak Andi geser sedikit,
lalu aku berjalan untuk masuk ke kamar rani. Sebelum buka pintu kos. Nana
dihalangi yati.
“Na, kamu tega meninggalkan
kami berdua?” pinta Yati, sambil memelas.
“Iya bentar aja
kok” kata ku (Nana) sambil berlalu pergi.
“Assalamu’alaikum”Kata
Kak Andi
“Wa’alaikumussalam,
ada apa kak, kok tumben ke sini? “ tanya Yati
“Pengen Ngobrol
aja sama Yati” jawab kak Andi sambil senyum menggoda.
***
Pagi yang cerah
semangatku kembali lagi setelah malam yang panjang mengantar tidur. Aku
bersiap-siap pergi seperti biasa hari libur main ke kos temen. Aku berhenti
ketika sampai di Depan kos yati. Tetapi hari ini hari yang berbeda, saat aku
memasuki halaman kos Yati. Aku melihat yati duduk di kursi ruang tamu depan kos
sedang termenung raut wajahnya begitu gelisah.
“Assalamu’alaikum”
sapaku
“Wa’alaikumussalam”
balas nya tersenyum
“Kok sendirian,
ke mana Rani dan ulya”
“Ada di kamar
masing masing”
“Ummm... kamu
tidak apa-apa kan Yat”
“Aku pengen ice
cream, Na”
“Yee.. orang
nanya apa jawabnya apa. Nyebelin. Yuk ke tempat Ice cream di sapen” Sambil
pasang muka cemberut aku ke Yati..
Aku dan yati
berjalan beli ice cream, setelah sampai kita memilih tempat duduk menghadap kejalanan.
Gak lama ice cream nya datang. Sambil menyantap dan mengobrol.
“mau cerita apa
nih?” tanyaku
“Ini na, kok
makin ke sini aku kurang yakin ya sama kak andi” curhatnya
“Kenapa, kok
bisa” tanyaku lagi
“Aku kurang
yakin aja, padahal kita sudah berjalan hampir lima bulan tapi kenapa hati ini
ingin mengahiri sampai sini”
“Bukannya aku
dan rani sudah selalu menasehatimu sebelum kamu bersama kak andi. Jangan kamu
terlalu melayang sampai ke angkasa membawa hati dan perasaan kamu ke kak andi”
“Iya, penyesalan
itu memang belakangan datengnya”
“Kamu pernah
bilang ‘Na, Ran jika aku melenceng dan aku suka sama laki-laki ingat kan
mimpiku biar aku gak sampai ke tahap pacaran ya’. kamu kan selalu dengar ingatan-ingatan
‘Ingat impian kamu Yat’ yang dilontarkan kita berdua tapi kamu selalu
menyanggah” nasehat buat Yati
“Iya, na aku
tahu aku salah. Kan aku udah bilang penyesalan itu datangnya belakangan”
“iya, aku paham
itu. Sekarang apa keputusan yang ingin kamu ambil untuk kak andi?. Inget jangan
PHP” tanyaku kepada yati
“Aku ingin
ngomong jujur pada kak andi tapi aku kasihan e, sama kak andi. Kamu pernah
denger kata ini? Tingkatan cinta
tertinggi versus Buya Hamka itu cinta karena kasihan”
“belum” jawab
ku singkat
“ya sudah
diteruskan saja hubungan kamu sama kak andi”
“Ih, Nana. Tapi
aku gak bisa lho, gimana ini?” tanyanya dengan muka cemberut
“Emememm..
nyebelin juga kamu yat, katanya tingkatan tertinggi cinta yang baik itu cinta
karena kasihan. Gimana sih?. Tapi saran aku sih kamu bicara terus terang sama
kak andi kalau kamu sudah tidak suka sama kak andi dari pada kamu melanjutkan
dengan dia dengan dasar kasihan tapi dalam lubuk hati kamu bilang tidak bisa.
Saran ku jujur aja. Biar kedepannya menjadi lebih baik” nasehat ku, senyum.
“Caranya?”
“ketemuan
langsung jangan lewat sms, kalau tidak bisa ketemuan teleponan aja. Bilang
perasaan kamu yang sebenarnya, kalau kamu pengen mengakhiri hubunganmu berserta
alasannya atau ajak aja jadi teman atau persahabatan. Bereskan???”
“Emmm... bagus
tuh idenya. Ya sudah yuk lanjut minum”
***
Hari berikutnya
selalu ada hari yang memberi kesan yang berbeda-beda. Hidup ini memang penuh
lika-liku membuat kesan hidup yang menyenangkan. Hari yang tak terlalu membuat
kaget UTS sudah menjadi makanan mahasiswa. Malam hari yang indah di penuhi
berbagai materi. Materi siap di lahap, renyah sekali rasanya belajar bersama
sahabat. Aku, ulya, rani, yati, isya dan yanti duduk dalam kamar ublek materi
dan parahnya kami mendadak jadi hafidzah. Kali ini beda dengan hafidz/hafidzah
lainnya.. yang pada umumnya mereka sibuk dengan hafalan al-qur’annya. Nah..
berhubung lagi temanya UTS, jadi hafidzahnya materi sesuai SAP :-D haha... buat besok pagi. Makin renyah suasana ketika ada
canda tawa sendau gurau di antara kita. Hingga semakin malam mengantarkan kami ke
pulau kapuk ( baca: kasur).
Pagi pun
menjemput, aku dan teman-teman yang lain siap berjuang melawan badai. Sebelum
berangkat ada peristiwa yang membuat aku sedikit gemas pada Yanti.
“Eh,
teman-teman selfie yuk?” kata
Yanti
“Yuk, sebelum
tempur kita selfie dulu, biar semangat” kata Isya
Aku hanya
mengeleng kepala sambil heran liat teman-teman yang mau selfie.
“Ayo...”seru
yanti diluar
Akhirnya aku
buru-buru siap-siap lalu ikut selfie juga.
“Eee, teganya
tinggalin aku! Kalian ga tahu pow, aku pengen ikut”kata yati
“Iya ayo sini”
balas yanti langsung ambil gaya
“Iya aku lagi
pakai kaos kaki” buru-buru langsung gabung.
***
Teng..teng
tanda mulai ujian di mulai. Kami semua mahasiswa Tarbiyah mengikuti ujian
dengan lancar. Jam terus berdetik, tak terasa waktu menunjukkan 30 menit. Aku
melihat dari arah kanan, isya berjalan menuju pengawas, padahal waktu masih
lama. Isya keluar pertama dalam ruang ujian.
“Subhanallah”ucapku
lirih
“Udah mentok
dari pada stres tidak nemu jawaban langsung dikumpul!” kata salah satu cowok
dengan suara lantang
Ucapan itu
membuat seisi ruangan tertawa karena semua yang diruangan juga merasa hal sama
termasuk aku. Akhirnya ujian demi ujian telah di lewati. Usai sudah ujian hari
ini. Sekarang kita tinggal menyantap tugas yang telah menunggu kedatangan kita.
***
Tak
bisa dipungkiri hari ke hari, selintas memikirkan masa depan kita bagaimana.
Yang tak jauh-jauh besok kita akan
bersama siapakah?. Aku jadi bingung sendiri kamar ini seperti sepi tak ada
penghuni. Ya aku paham lah mereka sudah disibukkan dengan Facebook dan BBM.
Aku hanya mengeleng-geleng kepala. Lalu aku harusmelakukan apa. Ku putuskan
untuk membuka laptop tuk mencari kesibukkan. Dengan kesibukan masing-masing
kamar ini menjadi senyap. Tak lama kemudian aku, ulya dan yanti terkejut ketika
mendengar suara yang mengelegar luar biasa.
“EH..
NA LIHAT INI” Kata yati
“Astaghfirullah”
kata kita bertiga terkejut
“Ih yati ni
kenapa sih?” tanya Ulya
“Ini lho, ada nikah
massal gratis” jawab Yati
“Astaghfirullah
Yat” kata Yanti geram
Aku hanya mengeleng kepala lihat
pembicaraan ini.
“Masak
kamu mau nikah massal sih, Yat?”tanyaku
“Nikah
sama siapa?” balas Yati cemberut
“Lha
itu yang mau aku tanyakan, ya gak Na?” tanya Yanti pada Yati
“Emmm” jawabku
singkat sambil senyum
“Udah pasti
besok kita mengalami kok gak usah pada cemberut gitu dong, nih si yanti dah mau
siap-siap dulu in kita, hehe” candaku pada Yanti
“Apaan sih, Na”
sanggah Yanti
Pembicaraan ini
membuat kamar menjadi ramai seperti pasar, canda tawa pun muncul diantara kita.
“Serius amat,
ya?” tanya Yati
“Biasa bikin
status, ulya kan up to date gitu” canda ku lagi, yang membuat Ulya
senyum-senyum.
“Assalamu’alaikum”
terdengar suara Rani dan Isya mengelegar.
“Wa’alaikumussalam”
kata kami berempat
“Wah tambah
seru nih kos” ucapku
“”Tambah rame
tambah seru” lanjut Yanti
“Weh..weh.. pada
ngomongin apa nih?” tanya Isya sambil duduk di dekat Yanti.
“Biasa... masa
depan, Sya” kata Ulya yang sudah up date di fb
“Subhanaallah,
apa tuh?” lanjut tanya Rani
“Ya gak
jauh-jauh lah, kalau gak pendamping hidup, hehehe” kataku sambil lirik ke Yati.
“Apa sih, sebel
jadinya” cemberut Yati
Kami pun
tertawa dengan renyahnya, memang kos satu ini tak lewat dengan berisik. Sampai
ada kakak tertua di kos mendatangi kamar kos yang rame dengan gelak tawa antara
Aku, Rani, Ulya, Isya, Yati,dan Yanti.
“De’ jangan
berinsik dong” tegur salah satu kakak kos
“Iya mabk,
maaf” balas Yati
Aku jadi mulai
berfikir sekarang aku bersenang-senag dengan lamunanku ketika teman-teman yang
lain sedang asik bercanda yang menimbulkan gelak canda diantara mereka.
Aku berguman “Kira-kira
besok aku bersama siapa ya?” dan pertanyaan itu selalu terbesit di antara kita
semua.
Namun, Aku
yakin suatu saat nanti aku, ulya, yati, isya, yanti dan rani akan menemukan
jodoh yang sesuai dengan anganan dan sesuai harapan dengan apa yang difikirkan.
Yang paling utama laki-laki sholeh yang taat pada Allah, karena Laki-laki yang
taat pada Allah akan mengerti kewajibannya, sebagai suami kepada istri. Setiap
orang pasti punya prinsip yang berbeda-beda apa lagi sifat semua orang itu
berbeda-beda. Aku mengerti setiap orang
itu ingin memiliki pendamping karena telah di jawab persoalan itu dalam kitab
Al-Qur’an yang suci.
“Wahai
manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu
satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan
menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali.” [QS. An Nisaa (4):1].
***
“Na..na...na... kamu kenapa?” tanya Yanti
“Ha?Astaqfirullah” ucapku sambil tersadar dengan lamunanku yang
menyenangkan
“Ya, ada apa?” tanyaku. Mereka pun tertawa hingga membuatku
jengkel.
“Nana...nana.. melamun terus, sampai gak denger kita bicara apa”
gemes Yati pada Nana.
“Lamun apa sih?” tanya Ulya
“Gak ada kok, dah lanjut ceritanya aku dengerin deh, maaf ya” tungkasku
Ku lihat rani sibuk membuka-buka Al-Quran, ya aku gak heran memang
Rani adalah ustazah diantara kita.
“Eh..eh.. ini ada ayat bagus dengerin ya aku baca in” kata Rani
dengan muka serius
Kita hanya mendehem...
Mulai membaca...
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ
لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ
لِلطَّيِّبَاتِ.
“
Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki
yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik
untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An
Nur: 26)
“Wis
keren suara kamu ni” tungkas ku kagum
***
Subhanallah sungguh luar biasa ternyata
dan sudah dibuktikan bahwa Islam telah menjawab semuanya dan hal itu dibuktikan
dalam Al-Qur’an. Akhirnya aku, yati, Ulya, Rani, yanti, dan isya mengerti bahwa
Allah itu memilih kan seorang lelaki itu dengan baik. Mungkin saat ini kita
hanya bisa menunggu dan menantikan seorang laki-laki yang bisa mendampingi kita
dan menunggu untuk dijemput.” NO PACARAN AND NO COUPLE” prinsip The Six (Nana,
Rani, Isya, Ulya, Yanti dan yati) Karena kita ingin mencintai suami itu karena
Allah dan menjalin hubungan karena Allah. Sebab pilihan Allah itu lebih baik
dari pada pacar yang selalu disetiakan, namun belum tahu akhir dari sebuah
cerita percintaan.
Saat ulya membuka laptop, aku meminta
putarkan lagu Melly
Goeslaw feat Amee: ketika cinta bertasbih. Saat di putar lagu kami pun bernyanyi bersama-sama....
Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu
Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit
Ketika Cinta bertasbih Nadiku
berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta
Kami menyanyikan berulang-ulang
hingga semua tersentak kaget ketika handphone semuanya berbunyi tanda ada
peringatan dan ternyata dari FB. Mereka semua teriak.
“Ulyaaaaaaaaaa” teriak mereka pada
Ulya dengan jengkel.
Ulya hanya senyum dan aku pun tak
tahu apa yang terjadi.
“Pada kenapa sih” tanyaku dengan
polos
Mereka pada tepok jidad sambil Yanti
memberikan handphonenya padaku.
“Ooo... trus maksudnya apa?”
responku
Semua pun nenggok ke Nana karna dari
tadi gak connected.
“Nanaaaaaa...kebiasaan deh” kata
sahabatku sambil geleng-geleng kecuali Ulya
Aku dan Ulya pun hanya
senyum-senyum melihat semua teman-teman yang melototi kita.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar