Jumat, 11 September 2015

Cerpen Jodoh Pasti Bertemu

KU TUNGGU PILIHAN ALLAH
Malam yang sunyi, membuat suasana damai. Aku duduk santai bersama ketiga temanku di ruang tamu. Tepatnya depan kos. Kita membicarakan berbagai hal dari masalah tugas kuliah, keadaan Indonesia, atau pun masalah jodoh serta kegalauan pun tak luput tertinggal.
“Emmm... Ran ada yang senyum-senyum nih?” kata Nana pada Rani, dengan menyenggol.
“Betul betul betul, ada angin apa Ya?” tanya Rani ke Ulya.
“Loh, kok aku sih Ran” bantah Ulya pada Rani
“Kali ini Ulya yang gak nyambung, hehe” kekeh Nana
Sambung Ulya saat di kasih kode Rani“Oooo, sebelah ku maksudnya?” sambil melirik ke kiri. Kemudian Nana dan Rani hanya manggut-manggut.
“Ih, apaan sih kalian biasa aja kali” cemberut Yati
Ulya, Rani dan Nana pun tertawa lihat sikap Yati yang salah tingkah. Tiba-tiba dari arah pintu keluar lah sesosok makhluk.
“Na, aku ke kamar dulu ya..” pamit Rani
“Ha, Iya” balas nana, sambil menenggok ke arah rani.
Begitu pula ulya yang menyadari kedatangan sosok itu, berlalu masuk ke Kos mengikuti rani. Nana masih bingung seperti biasanya belum Connec.
Sosok itu makin melangkah maju makin terlihat. Lalu Nana menyapa, “Eee... Kak Andi, cari siapa kak?”
“Yati” kata sesosok itu
Yati langsung balik muka ke belakang, ia terkejut melihat Kak Andi sudah ada di depan Kos.
“Udah, yat gak usah salting gitu, hehehe” sindir Nana
Kak andi ambil duduk di sebelah Nana. Karena aku kurang Nyaman duduk di sebelah Kak andi. Waktu yang pas saat kak Andi berdiri. Nana menyuruh Kak Andi geser sedikit, lalu aku berjalan untuk masuk ke kamar rani. Sebelum buka pintu kos. Nana dihalangi yati.
“Na, kamu tega meninggalkan kami berdua?” pinta Yati, sambil memelas.
“Iya bentar aja kok” kata ku (Nana) sambil berlalu pergi.
“Assalamu’alaikum”Kata Kak Andi
“Wa’alaikumussalam, ada apa kak, kok tumben ke sini? “ tanya Yati
“Pengen Ngobrol aja sama Yati” jawab kak Andi sambil senyum menggoda.
***
Pagi yang cerah semangatku kembali lagi setelah malam yang panjang mengantar tidur. Aku bersiap-siap pergi seperti biasa hari libur main ke kos temen. Aku berhenti ketika sampai di Depan kos yati. Tetapi hari ini hari yang berbeda, saat aku memasuki halaman kos Yati. Aku melihat yati duduk di kursi ruang tamu depan kos sedang termenung raut wajahnya begitu gelisah.
“Assalamu’alaikum” sapaku
“Wa’alaikumussalam” balas nya tersenyum
“Kok sendirian, ke mana Rani dan ulya”
“Ada di kamar masing masing”
“Ummm... kamu tidak apa-apa kan Yat”
“Aku pengen ice cream, Na”
“Yee.. orang nanya apa jawabnya apa. Nyebelin. Yuk ke tempat Ice cream di sapen” Sambil pasang muka cemberut aku ke Yati..
Aku dan yati berjalan beli ice cream, setelah sampai kita memilih tempat duduk menghadap kejalanan. Gak lama ice cream nya datang. Sambil menyantap dan mengobrol.
“mau cerita apa nih?” tanyaku
“Ini na, kok makin ke sini aku kurang yakin ya sama kak andi” curhatnya
“Kenapa, kok bisa” tanyaku lagi
“Aku kurang yakin aja, padahal kita sudah berjalan hampir lima bulan tapi kenapa hati ini ingin mengahiri sampai sini”
“Bukannya aku dan rani sudah selalu menasehatimu sebelum kamu bersama kak andi. Jangan kamu terlalu melayang sampai ke angkasa membawa hati dan perasaan kamu ke kak andi”
“Iya, penyesalan itu memang belakangan datengnya”
“Kamu pernah bilang ‘Na, Ran jika aku melenceng dan aku suka sama laki-laki ingat kan mimpiku biar aku gak sampai ke tahap pacaran ya’. kamu kan selalu dengar ingatan-ingatan ‘Ingat impian kamu Yat’ yang dilontarkan kita berdua tapi kamu selalu menyanggah” nasehat buat Yati
“Iya, na aku tahu aku salah. Kan aku udah bilang penyesalan itu datangnya belakangan”
“iya, aku paham itu. Sekarang apa keputusan yang ingin kamu ambil untuk kak andi?. Inget jangan PHP” tanyaku kepada yati
“Aku ingin ngomong jujur pada kak andi tapi aku kasihan e, sama kak andi. Kamu pernah denger kata ini? Tingkatan cinta  tertinggi versus Buya Hamka itu cinta karena kasihan”
“belum” jawab ku singkat
“ya sudah diteruskan saja hubungan kamu sama kak andi”
“Ih, Nana. Tapi aku gak bisa lho, gimana ini?” tanyanya dengan muka cemberut
“Emememm.. nyebelin juga kamu yat, katanya tingkatan tertinggi cinta yang baik itu cinta karena kasihan. Gimana sih?. Tapi saran aku sih kamu bicara terus terang sama kak andi kalau kamu sudah tidak suka sama kak andi dari pada kamu melanjutkan dengan dia dengan dasar kasihan tapi dalam lubuk hati kamu bilang tidak bisa. Saran ku jujur aja. Biar kedepannya menjadi lebih baik” nasehat ku, senyum.
“Caranya?”
“ketemuan langsung jangan lewat sms, kalau tidak bisa ketemuan teleponan aja. Bilang perasaan kamu yang sebenarnya, kalau kamu pengen mengakhiri hubunganmu berserta alasannya atau ajak aja jadi teman atau persahabatan. Bereskan???”
“Emmm... bagus tuh idenya. Ya sudah yuk lanjut minum”
***
Hari berikutnya selalu ada hari yang memberi kesan yang berbeda-beda. Hidup ini memang penuh lika-liku membuat kesan hidup yang menyenangkan. Hari yang tak terlalu membuat kaget UTS sudah menjadi makanan mahasiswa. Malam hari yang indah di penuhi berbagai materi. Materi siap di lahap, renyah sekali rasanya belajar bersama sahabat. Aku, ulya, rani, yati, isya dan yanti duduk dalam kamar ublek materi dan parahnya kami mendadak jadi hafidzah. Kali ini beda dengan hafidz/hafidzah lainnya.. yang pada umumnya mereka sibuk dengan hafalan al-qur’annya. Nah.. berhubung lagi temanya UTS, jadi hafidzahnya materi sesuai SAP :-D haha... buat  besok pagi. Makin renyah suasana ketika ada canda tawa sendau gurau di antara kita. Hingga semakin malam mengantarkan kami ke pulau kapuk ( baca: kasur).
Pagi pun menjemput, aku dan teman-teman yang lain siap berjuang melawan badai. Sebelum berangkat ada peristiwa yang membuat aku sedikit gemas pada Yanti.
“Eh, teman-teman selfie  yuk?” kata Yanti
“Yuk, sebelum tempur kita selfie dulu, biar semangat” kata Isya
Aku hanya mengeleng kepala sambil heran liat teman-teman yang mau selfie.
“Ayo...”seru yanti diluar
Akhirnya aku buru-buru siap-siap lalu ikut selfie juga.
“Eee, teganya tinggalin aku! Kalian ga tahu pow, aku pengen ikut”kata yati
“Iya ayo sini” balas yanti langsung ambil gaya
“Iya aku lagi pakai kaos kaki” buru-buru langsung gabung.
***
            Teng..teng tanda mulai ujian di mulai. Kami semua mahasiswa Tarbiyah mengikuti ujian dengan lancar. Jam terus berdetik, tak terasa waktu menunjukkan 30 menit. Aku melihat dari arah kanan, isya berjalan menuju pengawas, padahal waktu masih lama. Isya keluar pertama dalam ruang ujian.
“Subhanallah”ucapku lirih
“Udah mentok dari pada stres tidak nemu jawaban langsung dikumpul!” kata salah satu cowok dengan suara lantang
Ucapan itu membuat seisi ruangan tertawa karena semua yang diruangan juga merasa hal sama termasuk aku. Akhirnya ujian demi ujian telah di lewati. Usai sudah ujian hari ini. Sekarang kita tinggal menyantap tugas yang telah menunggu kedatangan kita.
***
            Tak bisa dipungkiri hari ke hari, selintas memikirkan masa depan kita bagaimana. Yang tak jauh-jauh  besok kita akan bersama siapakah?. Aku jadi bingung sendiri kamar ini seperti sepi tak ada penghuni. Ya aku paham lah mereka sudah disibukkan dengan Facebook dan BBM. Aku hanya mengeleng-geleng kepala. Lalu aku harusmelakukan apa. Ku putuskan untuk membuka laptop tuk mencari kesibukkan. Dengan kesibukan masing-masing kamar ini menjadi senyap. Tak lama kemudian aku, ulya dan yanti terkejut ketika mendengar suara yang mengelegar luar biasa.
            “EH.. NA LIHAT INI” Kata yati
            “Astaghfirullah” kata kita bertiga terkejut
“Ih yati ni kenapa sih?” tanya Ulya
“Ini lho, ada nikah massal gratis” jawab Yati
“Astaghfirullah Yat” kata Yanti geram
Aku hanya mengeleng kepala lihat pembicaraan ini.
            “Masak kamu mau nikah massal sih, Yat?”tanyaku
            “Nikah sama siapa?” balas Yati cemberut
            “Lha itu yang mau aku tanyakan, ya gak Na?” tanya Yanti pada Yati
“Emmm” jawabku singkat sambil senyum
“Udah pasti besok kita mengalami kok gak usah pada cemberut gitu dong, nih si yanti dah mau siap-siap dulu in kita, hehe” candaku pada Yanti
“Apaan sih, Na” sanggah Yanti
Pembicaraan ini membuat kamar menjadi ramai seperti pasar, canda tawa pun muncul diantara kita.
“Serius amat, ya?” tanya Yati
“Biasa bikin status, ulya kan up to date gitu” canda ku lagi, yang membuat Ulya senyum-senyum.
“Assalamu’alaikum” terdengar suara Rani dan Isya mengelegar.
“Wa’alaikumussalam” kata kami berempat
“Wah tambah seru nih kos” ucapku
“”Tambah rame tambah seru” lanjut Yanti
“Weh..weh.. pada ngomongin apa nih?” tanya Isya sambil duduk di dekat Yanti.
“Biasa... masa depan, Sya” kata Ulya yang sudah up date di fb
“Subhanaallah, apa tuh?” lanjut tanya Rani
“Ya gak jauh-jauh lah, kalau gak pendamping hidup, hehehe” kataku sambil lirik ke Yati.
“Apa sih, sebel jadinya” cemberut Yati
Kami pun tertawa dengan renyahnya, memang kos satu ini tak lewat dengan berisik. Sampai ada kakak tertua di kos mendatangi kamar kos yang rame dengan gelak tawa antara Aku, Rani, Ulya, Isya, Yati,dan Yanti.
“De’ jangan berinsik dong” tegur salah satu kakak kos
“Iya mabk, maaf” balas Yati
Aku jadi mulai berfikir sekarang aku bersenang-senag dengan lamunanku ketika teman-teman yang lain sedang asik bercanda yang menimbulkan gelak canda diantara mereka.
Aku berguman “Kira-kira besok aku bersama siapa ya?” dan pertanyaan itu selalu terbesit di antara kita semua.
Namun, Aku yakin suatu saat nanti aku, ulya, yati, isya, yanti dan rani akan menemukan jodoh yang sesuai dengan anganan dan sesuai harapan dengan apa yang difikirkan. Yang paling utama laki-laki sholeh yang taat pada Allah, karena Laki-laki yang taat pada Allah akan mengerti kewajibannya, sebagai suami kepada istri. Setiap orang pasti punya prinsip yang berbeda-beda apa lagi sifat semua orang itu berbeda-beda.  Aku mengerti setiap orang itu ingin memiliki pendamping karena telah di jawab persoalan itu dalam kitab Al-Qur’an yang suci.
“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali.” [QS. An Nisaa (4):1].
***
“Na..na...na... kamu kenapa?” tanya Yanti
“Ha?Astaqfirullah” ucapku sambil tersadar dengan lamunanku yang menyenangkan
“Ya, ada apa?” tanyaku. Mereka pun tertawa hingga membuatku jengkel.
“Nana...nana.. melamun terus, sampai gak denger kita bicara apa” gemes Yati pada Nana.
“Lamun apa sih?” tanya Ulya
“Gak ada kok, dah lanjut ceritanya aku dengerin deh, maaf  ya” tungkasku
Ku lihat rani sibuk membuka-buka Al-Quran, ya aku gak heran memang Rani adalah ustazah diantara kita.
“Eh..eh.. ini ada ayat bagus dengerin ya aku baca in” kata Rani dengan muka serius
Kita hanya mendehem...
Mulai membaca...
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur: 26)
“Wis keren suara kamu ni” tungkas ku kagum
***

Subhanallah sungguh luar biasa ternyata dan sudah dibuktikan bahwa Islam telah menjawab semuanya dan hal itu dibuktikan dalam Al-Qur’an. Akhirnya aku, yati, Ulya, Rani, yanti, dan isya mengerti bahwa Allah itu memilih kan seorang lelaki itu dengan baik. Mungkin saat ini kita hanya bisa menunggu dan menantikan seorang laki-laki yang bisa mendampingi kita dan menunggu untuk dijemput.” NO PACARAN AND NO COUPLE” prinsip The Six (Nana, Rani, Isya, Ulya, Yanti dan yati) Karena kita ingin mencintai suami itu karena Allah dan menjalin hubungan karena Allah. Sebab pilihan Allah itu lebih baik dari pada pacar yang selalu disetiakan, namun belum tahu akhir dari sebuah cerita percintaan.

Saat ulya membuka laptop, aku meminta putarkan lagu Melly Goeslaw feat Amee: ketika cinta bertasbih. Saat di putar lagu kami pun bernyanyi bersama-sama....

Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu
Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit
Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta
Kami menyanyikan berulang-ulang hingga semua tersentak kaget ketika handphone semuanya berbunyi tanda ada peringatan dan ternyata dari FB. Mereka semua teriak.
“Ulyaaaaaaaaaa” teriak mereka pada Ulya dengan jengkel.
Ulya hanya senyum dan aku pun tak tahu apa yang terjadi.
“Pada kenapa sih” tanyaku dengan polos
Mereka pada tepok jidad sambil Yanti memberikan handphonenya padaku.
“Ooo... trus maksudnya apa?” responku
Semua pun nenggok ke Nana karna dari tadi gak connected.
“Nanaaaaaa...kebiasaan deh” kata sahabatku sambil geleng-geleng kecuali Ulya
Aku dan Ulya pun hanya senyum-senyum melihat semua teman-teman yang melototi kita.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar